INHIL - Kisah Tokoh Politik Riau yang juga merupakan Mantan Bupati Indragiri Hilir (Inhil) dua periode, H. Muhammad Wardan memiliki keunikan perjalanan karir politiknya dari semua tokoh-tokoh yang ada khususnya di Indragiri Hilir.
Keunikan yang ia miliki adalah sempat menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Inhil meskipun pada masa itu ia masih berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal itu juga dibenarkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau dari Fraksi Partai Golkar, H. Kartika Roni.
Dia menyebut bahwa benar, HM. Wardan pernah menjabat sebagai Sekretaris DPD Golkar Inhil saat masih berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sekarang ASN.
"Ya, saat Almarhum Drs. Badrun A Saleh jadi Ketua Golkar, Sekretaris nya ya Pak Wardan," ucapnya saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (31/08/2024).
Namun dikatakannya, pada masa kepemimpinan Almarhum Drs. Badrun di DPD Golkar Inhil, PNS masih diperbolehkan untuk bergabung dengan Partai Politik.
"Waktu itu boleh, tapi keluar aturan PNS dilarang politik praktis, Pak Wardan mengundurkan diri," tutupnya.
HM Wardan yang merupakan putra asli dari Inhil Selatan ini adalah jebolan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Awalnya Ia hanya bercita-cita untuk menjadi Camat, namun siapa sangka dalam perjalanan hidupnya ia mampu melampaui dari ekspektasi yang ia target dengan mampu mencapai level Bupati.
Pada tahun 2023 kemarin ia sudah menyelesaikan tugasnya sebagai Bupati 2 Periode di Inhil, kini HM Wardan kembali untuk mencoba menaikkan kelas lebih luas yakni menjajal keberuntungan menjadi wakil Gubernur Riau mendampingi HM Nasir pada pemilu 2024 ini.
Sungguh cemerlang dan mulus serta penuh inspirasi kisahnya untuk diulas.
HM Wardan mencalonkan diri di Pilkada 2013
Pada tahun 2013 Pilkada di Indragiri Hilir digelar untuk kedua kali yang dilaksanakan secara langsung. HM Wardan yang masih berstatus sebagai kepala Dinas Pendidikan di Provinsi Riau turun ke Inhil seperti orang asing yang baru memperkenalkan diri ke masyarakat, tidak sedikit terjadi penolakan pada masa itu oleh beberapa tokoh-tokoh, tapi karakteristik HM Wardan bukan orang yang mudah merespon dengan kebencian, Ia tetap santun dan fokus terhadap tujuan politiknya sehingga pada waktu itu HM Wardan yang berpasangan dengan Rosman Malomo yang memperkenalkan nama Warohmah akhirnya mampu menaklukkan 36,49 % unggul dari pada pasangan lainnya.
Setelah duduk menjadi Bupati Inhil, pada waktu itu HM Wardan belum memiliki partai alias tidak menggunakan almamater apapun meskipun pada tahun 2014 ia didukung oleh partai Golkar Inhil serta beberapa partai seperti PDI-P, dan NasDem.
Setelah memasuki tahun 2017 dilaksanakanlah musyawarah daerah oleh Partai Golkar Inhil, di sinilah HM Wardan masuk dan terpilih menjadi ketua secara aklamasi.
Pada tahun 2018 Pilkada Inhil kembali digelar, dan Partai Golkar Inhil tentunya tidak akan ketinggalan momen untuk menunjukkan kader terbaiknya yakni mengusung HM Wardan yang juga ketua DPD Partai Golkar Inhil dan masih sebagai Bupati aktif pada masa itu.
Pada pilkada ini HM Wardan betul-betul di atas angin, dari 3 kandidat yang ada HM Wardan yang berpasangan dengan H Syamsudin Uti dengan jargon Wes Mantapp ini mampu menaklukkan suara Inhil sebanyak 51.98 %.
Di periode ke duanya HM Wardan tetap seperti biasanya yakni meneruskan program-program nya terdahulu dengan menambahkan sedikit terobosan terintegrasi.
Kemudian tiba tahun 2020 pelaksanaan Musda Golkar Inhil kembali digelar, di sini HM Wardan tidak perlu waktu lama untuk meyakinkan kadernya sehingga ia menang lagi secara aklamasi.
Seiring berjalannya roda pemerintahan dan kiprah perpolitikan terus bergulir tibalah tahun 2024 pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dilakukan secara bersamaan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
HM Wardan yang masih aktif menjabat sebagai bupati Inhil digadang-gadang bakal menuju Senayan menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR - RI).
Dengan modal dua periode Bupati di Inhil serta masih menjabat sebagai ketua Golkar Inhil prediksi masyarakat HM Wardan akan menyala di pileg 2024. Namun pada akhirnya ia terjegal pada nomor urut, di injury time nama beliau tidak muncul pada bursa pencalonan Calon Legislatif Partai Golkar untuk pusat.
HM Wardan tetap tenang dan sabar menghadapi dinamika politik pada masa itu, dan lebih fokus menghabiskan masa jabatan sebagai Bupati Inhil yang terhitung cuma beberapa bulan saja lagi.
Pada waktu itu tersiar kabar jika Wardan tidak disorong ke pusat karena akan dipersiapkan untuk menuju Riau 1 atau Riau 2.
Seiring berjalannya waktu dan tibalah masa pencalonan untuk Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau tapi kans untuk mendapatkan rekomendasi Golkar sepertinya tipis, dan malah di dalam kondisi yang genting tawaran Partai Gerindra yang berkoalisi dengan Demokrat lebih dulu datang dengan pasangan M Nasir.
Dengan mengangkat selogan Nawaitu (Nasir Wardan Riau Bersatu) dua tokoh politik Riau yang didukung oleh beberapa partai yakni Demokrat, PAN, Gerindra, Gelora, PPP, Perindo, PSI, Garuda dan Prima sudah mendaftarkan diri ke KPU Riau.
Pencalonan Wardan menjadi Wagubri ini langsung direspon cepat oleh partainya di Provinsi Riau.
Seketika itu surat pemecatan turun terhadapnya dan ketua DPD Partai Golkar Inhil langsung dijabat oleh PLT.
HM Wardan awalnya sempat bersedih dengan keputusan yang dikeluarkan oleh mantan partainya, tapi HM Wardan adalah seorang petarung dan sudah memiliki bekal pengalaman di dunia kontestasi politik, kini ia sudah mantap menuju Riau 1 dan Riau 2.